Teknik Menulis Analisis Berita (News Analysis)
Kemampuan menulis dengan baik merupakan suatu keuntungan tersendiri, karena ia dapat memperkuat kemampuan akademis kita.
Analisis berita merupakan suatu opini yang dibuat oleh pembaca ataupun oleh wartawan sendiri. Oleh karena itu ia hanya menekankan satu sudut pandang saja.
Ulasan atas suatu peristiwa yang diberitakan media massa dengan menekankan atau memperdalam unsur-unsur tertentu dalam pemberitaan (yakni, 5 w + 1 h). Tetapi biasanya faktor, “why” (mengapa) dan “how” (bagaimana) yang ditelusuri lebih jauh.
Siapa yang menulis analisi berita ?
Wartawan : untuk mengungkap lebih dalam rahasia di balik berita (behind or beyond the news). Yang berikutnya adalah kolumnis : untuk menanggapi berita media atau melakukan analisis murni terhadap isu yang mencuat di media.
Awal munculnya analisis berita
Gagasan “interpretative reporting” di dunia jurnalistik. Dipelopori oleh Curtis D. MacDougall pada tahun 1938. Intinya bagaimana menyampaikan berita dalam konteks.
Fenomena baru
Pasca perang dunia II , terbit laporan “The Commision of the Freedom of the Press” diketuai Robert Hutchins. Kewajiban media : “penuturan yang benar, komprehensif dan cerdas tentang peristiwa sehari-hari dalam konteks yang memberikan makna”.
Tak Sekedar Menyodorkan Fakta, Tapi Memberi Interprestasi atas Fakta
Formula awal pelaku media, just give the facts, tak memadai lagi. Perlunya “put the news in the context”. Pembaca membutuhkan waktu dan tenaga untuk “ understanding the meaning”
Teknik Menulis Analisis
· Periksa fakta yang dibeberkan media, lakukan koreksi bila tidak valid
· Perhatikan struktur penyajian fakta, lakukan kritik kronologis atau spatiologis atau hubungan sebab akibat.
· Teliti interpretasi atau konklusi yang ingin diarahkan media, mendukung atau membantah argumentasi yang tersembunyi.
· Ungkap sisi atau perspektif lain, tawarkan konteks baru untuk menyajikan fakta atau menangkap pemahaman atas fakta
Jenis Analisis Berita
· Analisis ekonomi : Faisal Basri, Umar Juoro (THC), Imam Sugema (Inter Cafe), dll
· Analisis politik : Indra J. Piliang (CSIS), Indria Samego (THC), Syamsuddin Haris (LIPI), Fadjroel Rachman (Pemuda Sosialis), dll.
· Analisis Sosial Budaya : Darmaningtyas (pendidikan, Taman Siswa), M. Sobari, Romo Magnis suseno , dll
· Analisis Pemikiran Islam : Adian Husaini (alumni ISTAC, kini membentuk INSIST) vs Zuhairi Misrawi dan Zuly Qodir (Jaringan Islam Liberal), dll..
Urutan media massa di Indonesia dari terbesar ke terkecil : Kompas, SINDO, Jawapos, Media Indonesia, Republika.
Analisis Wacana
· Positivis – empiris, bahasa dilihat sebagai jembatan komunikasi antara manusia dengan obyek di luar dirinya. Menggambarkan tata aturan kalimat, bahasa dan pengertian bersama.
· Konstruktivis, menolak pandangan positivis-empiris yang memisahkan subyek dari obyek bahasa. Subyek sebagai faktor sentral dalam kegiatan wacana serta hubungan sosial yang menyertainya. Setiap pernyataan adalah tindakan penciptaan makna, yakni pengungkapan jati diri dari sang pembicara.
· Paradigma kritis, mengoreksi pandangan konstruktivitis yang tidak sensitif terhadap proses produkski dan reproduksi makna. Bahasa dipahami sebagai representasi yang berperan membentuk subyek tertentu, tema wacana tertentu, dan strategi di dalamnya. Bahasa selalu terlibat dalam hubungan kekuasaan.
Analisis Wacana Kritis
· Pendekatan Perancis (French Discourse Analysis), pendekatan Pecheuc dipengaruhi teori idiologi Althusser da teori wacana Foucault. Bahasa dan idiologi bertemu pada pemakaian bahasa dan materialisasi bahasa pada idiologi.
· Analisis Bahasa Kritis, diperkenalkan oleh Halliday, gramatika bahasa membawa posisi dan makna idiologi tertentu.
· Pendekatan Kognisi Sosial, dikembangkan Teun A. Van Dijk, faktor kognisi sebagai elemen penting dalam produksi wacana.
· Pendekatan Perubahan Sosial, Fairclough dipengaruhi Faucault dan pemikiran intertekstualitas Julia Kristeva dan Bakhtin, wacana dipandang sebagai praktik sosial.
· Pendekatan Wacana Sejarah, Ruth Wodak dipengaruhi pemikiran sekolah Frankfurt, Khususnya Jurgen Habermaas. Analisis wacana harus menyertakan konteks sejarah, bagaimana suatu kelompok atau komunitas digambarkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar