Sabtu, 29 Januari 2011

catatan kuliah

        
  /  9
CATATAN KULIAH
J UR NA LIST IK
1. JURNALISTIK
Pada dasarnya, lembaga penyebaran informasi yang disebut sebagai “pers” atau
“media massa” lahir dari naluri alamiah manusia untuk mengetahui apa yang terjadi
di sekitarnya.
Pers atau media massa dibentuk manakala penyebaran informasi kepada masyarakat
dilakukan secara lebih sistematis, terorganisasi, dan menggunakan teknologi komunikasi modern. Fungsi utama dari lembaga pers adalah: mengantarkan informasi kepada khalayak.
Menurut Wright (1988), pers sebagai bagian dari media massa, memiliki 4 fungsi,
yaitu: (1) fungsi pengawasan; (2) fungsi korelasi; (3) fungsi transmisi warisan sosial
atau pendidikan; dan (4) fungsi hiburan.
Pengertian jurnalistik:
Dja’far H. Assegaff: “kegiatan untuk menyampaikan pesan/berita kepada khalayak ramai (massa), melalui saluran media, entah media tadi media cetak maupun elektronika"
Mursito BM: “kegiatan mencari, mengumpulkan, menulis, mengedit, dan menyiarkan
informasi”.
Walaupun inti kegiatan jurnalistik nampaknya sederhana, yaitu “hanya”
mengumpulkan, menulis, dan menyiarkan informasi; namun sebenarnya kegiatan jurnalistik sangat kompleks dan rumit, sebab ada tarik menarik berbagai kepentingan (idealisme jurnalistik, tuntutan masyarakat, kekuatan politik dan keamanan, dan kepentingan ekonomi atau bisnis).
2. REALITAS MEDIA DAN OBYEKTIVITAS
Tulisan-tulisan di media cetak umumnya berisi 3 kategori: (1)fakta, meliputi: berita
danf eature (karangan khas); (2)opini, meliputi: tajuk rencana, artikel, pojok, karikatur, dan surat pembaca; dan (3)iklan atau advetorial. Kegiatan jurnalistik bertujuan menghasilan tulisan berisi fakta, bukan pendapat atau imajinasi wartawan.
Kegiatan jurnalistik ini pada dasarnya adalah kegiatan untuk “memindahkan realitas
empirik ke dalam realitas media”.
Realitas media bukanlah realitas empirik,
karenanya harus memenuhi standar obyektivitas.
Ada 2 (dua) elemen obyektivitas, yaitu:f aktualitas danimpartialitas (Mursito,
2006:176).
Faktualitas menyangkut kebenaran dan relevansi; sedangkan
impartialitas berkenaan dengan keseimbangan dan netralitas.
Kebenaran
Faktualitas
Relevansi
Obyektivitas
Keseimbangan
Impartialitas
Netralitas
Kebenaran dan akurasi dapat dicapai apabila wartawan di dalam menggali informasi
berusaha untuk melakukan verifikasi (pengujian) terhadap fakta yang ditemuinya. Istilah yang seringkali digunakan adalah melakukancheck danrecheck, artinya menggali berbagai sumber untuk memperoleh satu informasi.
Relevansi berarti bahwa fakta-fakta yang ditampilkan harus relevan dan kontekstual
dengan peristiwa yang diberitakan. Sekalipun suatu banyak fakta yang bisa ditulis, namun apabila fakta tersebut tidak berkaitan langsung dengan peristiwa; berita yang diturunkan bisa tidak lagi obyektif, namun bersifat spekulatif.
Dimensi pertama dari impartialitas adalah: keseimbangan, atau sering juga disebut
dengan istilah: cover both sides. Di dalam pemberitaannya, pers dituntut untuk memberikan porsi yang sama kepada semua pihak yang terlibat di dalam suatu peristiwa.
Impartialitas juga memiliki sisi yang lain, yaitu: netralitas. Di dalam pemberitaan,
pers tidak boleh berdiri di salah satu pihak atau pendapat/pandangan atas suatu
peristiwa. Pers hanya boleh berdiri di satu pihak saja, yaitu: kebenaran.
3. BERITA DAN NILAI BERITA (NEWS VALUE)
Definisiberita secara singkat dinyatakan oleh Charnley sebagai: “laporan yang hangat,
padat, dan cermat mengenai suatu kejadian, bukan kejadiannya itu sendiri”
(Wonohito, 1977:12).
Sedangkan Assegaff (1991:24) mendefinisikanb e r ita sebagai:
“laporan tentang fakta atau ide termasa, yang dipilih oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian pembaca, entah karena ia luar biasa, entah karena pentingnya atau akibatnya, entah pula karena ia mencakup segi-segi human interest seperti humor, emosi, dan ketegangan”
Dari definisi di atas, dapat dipahami bahwa tidak semua peristiwa adalah berita.
Suatu peristiwa akan menjadi berita apabila peristiwa itu dilaporkan oleh wartawan dan dimuat di media massa. Dan suatu laporan peristiwa bisa dimuat di media massa apabila ia dianggap punya nilai berita (news value) atau layak untuk diberitakan.
Secara umum, suatu kejadian dipandang memiliki news value apabila mengandung
satu atau beberapa unsur berikut ini:
1.Significance (penting): peristiwa itu berkemungkinan mempengaruhi kehidupan
orang banyak, atau yang memiliki akibat terhadap kehidupan pembaca.
2.Magnitude (besar): kejadian itu menyangkut angka-angka yang berarti bagi
kehidupan orang banyak, atau kejadian itu bersifat kolosal.
3.Timeliness (waktu): aktual, hangat, atau termasa; menyangkut hal-hal yang baru
terjadi.
4.Proximity (dekat): kejadian yang memiliki kedekatan dengan pembaca, baik secara
geografis maupun emosional/psikologis.
5.Prominence (tenar): menyangkut hal atau orang yang terkenal atau sangat dikenal
oleh pembaca.
6.Human interest (manusiawi): menyangkut hal-hal yang bisa menyentuh perasaan
pembaca.
Sekalipun suatu peristiwa memiliki nilai berita, namun tidak secara otomatis
peristiwa itu bisa disiarkan sebagai berita. Ada satu kriteria lagi yang harus dipenuhi, yaitu: layak cetak (fit to print). Tidak semua peristiwa yang memiliki news value layak untuk dicetak, yaitu peristiwa-peristiwa yang dinilai bisa mendatangkan keresahan atau persoalan dalam masyarakat.
4. JENIS BERITA DAN SUMBER BERITA
Assegaff menyatakan bahwa jenis berita bisa dibagi berdasar 4 hal pokok:
1.Berdasar sifat kejadian:
(a) Berita yang diduga (peringatan hari-hari besar, peristiwa yang sudah
dijadwalkan)
(b) Berita yang tidak diduga, di mana suatu peristiwa terjadi secara insidental, dan wartawan memperoleh petunjuk (lead atau tip off) dari berbagai sumber di masyarakat (individu maupun lembaga/ organisasi).
2.Berdasarsoal ataumasa lah atautop ik yang dicakup: politik, ekonomi, sosial,
budaya, kriminal, bencana, olahraga, pendidikan, hiburan, dan sebagainya. Biasanya berita-berita ini di dalam penerbitannya dikelompokkan ke dalam berbagai rubrik di halaman tertentu.
3.Berdasar jarak kejadian danpublikasi: berita internasional (luar negeri), berita
nasional, berita regional (tingkat propinsi), dan berita lokal (tingkat
kabupaten/kota).
4.Berdasarisi berita: straight news (berita langsung) atau hard news (berita keras),
berita
lunak
atau
ringan
(soft
news),
feature
(karangan
khas),
comperehensive/indepth news (berita mendalam), dan investigative news.
Berita bisa diperoleh dari berbagai sumber. Sumber-sumber tersebut antara lain:
1.Kantor berita (misalnya: Antara, Reuter): menyediakan “berita jadi”, sehingga
redaktur tinggal mengutip atau menterjemahkannya. Biasanya digunakan untuk
memperoleh berita-berita luar negeri.
2.Press releasedan konferensi pers, di mana materi utama sudah disiapkan oleh
pihak lain, wartawan perlu mengolah materi tersebut menjadi berita.
3.Liputan langsung, di mana wartawan melakukan observasi langsung di tempat
kejadian dan melakukanwa wa n c a r a dengan narasumber.
4.Dokumentasi, wartawan mencari bahan-bahan dari dokumen, pustaka, arsip,
atau kliping berita mengenai masalah tertentu.
Berita sebagai hasil liputan langsung (dan wawancara) adalah berita yang dianggap
memiliki nilai paling tinggi. Sumber-sumber berita yang lain digunakan sebagai
sumber bahan/informasi pendukung hasil liputan.
5. MENCARI BERITA
Dari mana saja seorang wartawan memperoleh berita? Ada beberapa tempat yang bisa
menjadi titik awal pencarian berita:
1. News Room Briefing
Biasanya, setiap hari diadakan pertemuan di ruang berita (news room) suatu surat kabar untuk memberikanbrief ing kepada para wartawan dan redaktur mengenai berita apa saja yang harus diliput pada hari itu dan pembagian tugas-tugas liput- an.
Dalam briefing itu juga dibuat rencana peliputan bagi peristiwa-peristiwa yang sudah diduga atau yang sudah terjadwal sebelumnya, atau follow up (pengembangan) dari suatu berita yang lalu.
2. Regular contacts/informers
Setiap wartawan harus memiliki kontak/informan yang secara teratur menjadi sumber berita. Setiap hari wartawan mendatangi atau menghubungi kontak/informan itu untuk mengetahui apakah ada peristiwa atau hal yang penting untuk diberitakan.
Kontak-kontak itu antara lain bisa diperoleh di: kantor polisi, rumah sakit, kantor pengadilan, kantor humas lembaga tertentu, dan tempat atau individu lain yang selama ini telah menjalin hubungan sebagai sumber berita bagi wartawan.
Selain untuk memperoleh berita baru, kontak/informan ini sangat berperan ketika seorang wartawan ingin melakukan follow up/pengembangan sebuah berita yang sudah dimuat sebelumnya.
3. Tip off (lead)

Share & Embed

More from this user

Recent Readcasters

AnniSa Haq
Khalil Iday
Iman Syah Putra
Adrianus Istiaji

Add a Comment

Characters: 400
kemi saputra left a comment
bagi ilmunya c.... soekemy@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar