Kamis, 27 Januari 2011

Denny Indrayana: Nuntut Balik Gayus Tidak Tertutup, Tapi Bukan Utama

Denny Indrayana: Nuntut Balik Gayus Tidak Tertutup, Tapi Bukan Utama


  
RMOL.Sekretaris Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum (Satgas PMH) Denny Indrayana mengatakan, pihaknya masih membuka pintu komunikasi dengan Gayus Tambunan demi membongkar mafia pajak dan mafia peradilan.
Berikut kutipan wawancara Rakyat Merdeka, dengan Denny Indrayana, di ruangan kerja­nya, Gedung Bina Graha, Jakarta, Rabu (26/1).
Tampaknya Gayus tidak akan kooperatif lagi kepada Satgas?
Tentu kita akan terus berusaha agar semua pihak kooperatif da­lam mengungkap praktek mafia pajak dan peradilan ini, termasuk Gayus. Kalau pun ternyata ada ma­salah relasi dengan Satgas, saya melihat de­ngan ikut serta­nya KPK me­nangani masalah ini, ada harapan lebih baik kasus ini dapat lebih tuntas dibongkar.
Pernyataan Gayus itu seper­tinya lebih mengarah ke Anda ketimbang Satgas, apa Anda merasa seperti itu?
Ya secara resmi Satgas Pem­berantasan Mafia Hukum sudah menyampaikan keterangan pers pada hari Rabu (19/1) lalu. Dan tanggapan saya sebenarnya sama dengan Satgas karena ini kan dalam keonteks menye­lengga­rakan tugas lembaga. Semua poin tuduhan yang disam­pai­kan Ga­yus ti­dak ber­da­sar dan kita pa­­tah­­kan deng­an data serta fakta yang kami miliki.
Jadi yang di­kemukakan Ga­yus itu merupakan fitnah ke­pada Anda dan Satgas?
Apa yang disampaikan base­less, tidak didukung oleh kebe­naran.
Apakah Satgas akan melaku­kan tuntutan balik kepada Ga­yus karena pernyataannya yang tidak berdasar tersebut?
Tindakan hukum itu satu alter­natif tetapi harus dihitung benar. Kita yakin akan menang kalau mengambil langkah hukum itu. Tetapi kelemahannya, langkah hukum demikian akan meng­ganggu konsentrasi kita dalam upaya utama untuk membongkar mafia pajak dan peradilannya. Meskipun pada tahap sekarang pilihan untuk melakukan lang­kah-langkah hukum itu belum kita tutup, paling tidak saya. Namun, bukan juga jadi alternatif utama.
Jadi sangat terbuka kemung­kinan Anda secara pribadi me­nuntut Gayus?
Dalam kasus Gayus itu kita harus konsentrasi dan fokus. Ini kasus yang tingkat kesulitannya tinggi. Kalau kemudian kita jus­tru melayani pembelokan konse­trasi itu, maka energi kita bisa jadi terpecah kepada hal-hal di luar terget utama yaitu pemberantasn mafia peradilan dan mafia pajak­nya. Jadi meskipun tidak dihi­lang­kan sama sekali, sebagai alternatif, namun penggunaan langkah hukum itu tidak menjadi alternatif pertama, karena akan membelokkan konsentrasi kita dari terget utama.
Apakah ada motif tertentu di balik pernyataan Gayus itu?
Harus diitanyakan ke Gayus, saya tidak bisa menduga motif orang lain. Yang jelas masing-masing bisa kita bantah, misalnya terkait dengan mengatur dia pergi ke Singapura. Pertemuan ketiga Satgas dengan Gayus itu kami rekam. Pertemuan ketiga ini ada­lah pertemuan sebelum berangkat ke Singapura. Kemudian Gayus melarikan diri hingga akhirnya Satgas menjemput. Dari rekaman itu bisa dibaca, ada transkripnya, yang dengan gamblang, dengan jelas membuktikan bahwa tidak ada pengaturan Satgas bahwa dia pergi ke Singapura.
Selain itu, rekaman pembi­caraan pesan BlackBerry antara saya dengan Gayus. Rekaman itu membuktikan bahwa Satgas sen­diri tidak tahu dia ada di mana. Rekaman pembicaraan pesan BlackBerry itu juga kita sudah sampaikan dalam press confe­rence Rabu lalu.
Bagaimana dengan tuduhan tiga perusahaan itu?
Terkait dengan tuduhan bahwa Satgas yang menyebutkan tiga perusahaan kepada Gayus untuk dia ungkap kepada masyarakat, akan sangat banyak bukti dan fakta yang menunjukkan bahwa inisiatif itu datang dari Gayus.  Pertama, pada saat dia mengung­kapkan pertama kali pada Satgas, yakni dengan Mas Achmad Santosa. Jadi akan mudah kami saling konfirmasi bahwa itu dari Gayus.
Kedua, di Singapura itu juga ada rekaman video yang menun­jukkan bahwa Gayus akan meng­ungkap siapa penyuapnya itu kepada penyidik Polri dan reka­man video itu sudah dilihat masyarakat lewat pemberitaan di sejumlah media.
Ketiga, Gayus sudah menyam­paikan dalam Berita Acara Peme­riksaan (BAP) di kepolisian. Ke­empat, Gayus memberikan kete­rangan yang sama di hadapan persidangan termasuk ketika di­tanya ketua majelis hakim. Ke­lima, kuasa hukum Gayus, Bang Adnan Buyung dalam siaran pers-nya menyatakan secara jelas bahwa perlu diungkap uang Gayus itu dari siapa.
Bagaimana dengan pesan BlackBerry dengan istrinya Gayus?
Terkait pesan BlackBerry saya dengan Milana Anggaraeni, istri Gayus, pembicaraan BB itu di­mulai oleh Rani yang pada dasar­nya meminta saya membantu kasus suaminya.
Saya tidak menanggapi karena itu sudah masuk proses penega­kan hukum. Yang sering diper­soal­kan adalah ketika saya menga­takan agar Rani berkata jujur supaya dia tidak makin ter­tekan, agar dia tidak berbohong, dan tidak lagi makan uang haram hasil korupsi. Pesan-persan moral saya itu dituduh merupakan bentuk penekanan dan intimidasi. Saya justru sangat heran dengan tuduhan demikian. Sejak kapan meminta tidak berbohong, ber­kata jujur dan tidak makan uang hasil korupsi menjadi salah. Bukan­kah apa yang saya katakan itu memang seharusnya saya sampaikan.
Kalau soal tuduhan kepada Anda yang mengetahui pem­buat paspor Gayus yang disebut agen CIA?
Terkait dengan CIA, itu juga aneh dan lucu. Saya justru meya­kini kalau ada intelijen yang mengaku bahwa dia intel maka itu justru harus diragukan, apalagi intelijen CIA.
Kalau terkait dengan menyam­bungkan antara Gayus dengan Adnan Buyung Nasution, perlu diketahui  bahwa Satgas memang mendiskusikan beberapa alterna­tif kuasa hukum untuk mendam­pi­ngi Gayus, di antaranya Adnan Buyung Nasution,  Bambang Widjojanto, Alex Lay, dan Taufik Basari. Adalah Gayus  yang ke­mu­dian memilih untuk didam­pingi Bang Buyung.
Kenapa Gayus penting didam­pimgi kuasa hukum yang tepat agar praktek mafia pajak dan peradilannya terungkap tuntas. Jika didampingi oleh kuasa hu­kum yang tidak tepat, maka sangat boleh jadi praktek mafia hukum­nya bukannya malah ter­ung­kap tuntas, tetapi justru makin tertutup dan yang muncul adalah praktek-praktek mafia peradilan lagi.
Adakah hikmah tertentu yang diambil dari peristiwa ini?
Ini sebenarnya hukum alam, keniscayaan yang terjadi bahwa tugas memberantas mafia hukum itu tidak pernah mudah. Bahwa bertarung melawan kezaliman itu akan mendapatkan serangan balik. KPK yang berusaha mem­be­rantas korupsi mendapatkan berbagai macam upaya serangan balik. Satgas demikian pula. Dengan Satgas yang berusaha memberantas mafia hukum pasti akan menghadapi perlawanan balik dari para mafia. Tapi yakin­lah kami akan terus berjuang. Percayalah kami akan terus ber­juang tanpa berhenti, tidak akan mudur sejengkal pun agar negeri ini makin bersih dari praktek mafioso, supaya bangsa ini tidak disandera para mafia.
Gerak gerik anda di Satgas dalam kasus Gayus sepertinya ada yang merasa terganggu?
Saya nothing to lose. Ini adalah pengabdian pada bangsa dan negara. Kalau ada pihak yang merasa terganggu karena me­mang ikhtiar Satgas pasti mengu­rangi tingkat kenyamanan para pelaku mafia. Terutama di mafia pajak, mafia peradilan, mafia hu­tan, dan mafia pertambangan khususnya batubara.
Harap dicatat bahwa Satgas tidak hanya menangani kasus Gayus, pemberitaan memang banyak hanya terkait Gayus. Tetapi sebenarnya Satgas selama ini tidak hanya menangani Gayus, tapi juga empat mafia tadi, pajak, peradilan, hutan, dan tambang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar