Jumat, 26 November 2010

SEMINAR KEBANGSAAN

Kamis, 11 Maret 2010

Profil Penyelenggara - Universitas Yudharta Pasuruan

Universitas Yudharta Pasuruan didirikan pada 1 Agustus 2002 berdasarkan SK Dirjen Dikti Nomor 146/D/O/2002 dan diresmikan pada 23 Mei 2005 oleh KH, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Presidan Republik Indonesia ke 4, Universitas Yudharta Pasuruan merupakan kampus yang didesain dengan konsep multikultural (The Multikultural University) atas inisiatif Gus Dur kepada pengasuh pondok pesantren ngalah yaitu KH, M, Sholeh Bahruddin yang juga sebagai salah satu penasehat Yayasan Darut Taqwa, di mana Yayasan Darut Taqwa ini membawahi lembaga-lemabaga pendidikan baik formal maupun non-formal, Lembaga pendidikan formalnya terdiri dari tingkatan Roudlotul Athfal (Taman Kanak-Kanak), MI, MTs, MA, SMK, SMA dan Perguruan Tinggi yakni Universitas Yudharta Pasuruan, ditambahkan dengan rencana pendirian SMP Bhineka Tunggal Ika pada tahun 2011 nanti.
KH. M. Sholeh Bahruddin sebagai penasehat Yayasan tersebut menawarkan sebuah konsep perdamaian yang disebut dengan “konsep plural”. Karena menurut beliau pluralitas masyarakat Indonesia merupakan realitas bangsa, Sehingga secara khusus hal ini diterjemahkan menjadi visi dan motto Universitas Yudharta Pasuruan sebagai berikut :
Visi     : Menjadikan universitas sebagai wahana pengembangan dan penemuan ilmu dan teknologi, yang berlandaskan tata nilai kehidupan masyarakat yang pluralistik untuk mencetak sarjana profesional yang bermoral religius
Motto     : Berpribadi tangguh, profesional, mandiri, kritis, inovatif, dan berjiwa religius pluralitik
Sebagai kampus yang memilih jargon The Multikultural University, setidaknya Universitas Yudharta Pasuruan mampu mencerminkan sikap-sikap yang pluralis berdasarkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk itu diperlukan suatu rujukan bagi mahasiswa dan sivitas akademika agar dapat mengejawantakahkan sikap yang religius pluralistik sebagai wujud dari rasa naionalisme yang tinggi sebagaimana visi kampus dan cita-cita kemerdekaan Indonesia.

JURNALISME ONLINE

Jurnalisme Online secara fungsional bisa dibedakan dari jenis jurnalisme lain, dengan menggunakan komponen teknologinya sebagai faktor penentu, dalam hal perumusan operasional.

Jurnalis Online harus memutuskan tentang hal-hal sebagai berikut:
* Format media yang mana, yang terbaik untuk menyampaikan suatu berita (multimediality). Sejauh ini bandwidht dan hak cipta merupakan faktor-faktor struktural yang masih menghambat pengembangan content multimedia yang inovatif.
* Memberi pilihan pada publik untuk memberi tanggapan, berinteraksi, atau bahkan meng-customize (menyesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan publik bersangkutan) terhadap berita-berita tertentu (interactivity).
* Mempertimbangkan cara-cara untuk menghubungkan (connect) berita yang ia buat dengan berita lain, arsip, sumber data dan seterusnya lewat hyperlinks (hypertextuality).

Empat jenis Jurnalisme Online

Orang yang memproduksi content terutama untuk Internet, dan khususnya untuk World Wide Web, dapat dianggap bekerja untuk salah satu atau lebih dari empat jenis Jurnalisme Online yang tersebut di bawah ini.
Berbagai jenis jurnalisme online itu dapat ditempatkan di antara dua domain. Domain pertama, adalah suatu rentangan, mulai dari situs yang berkonsentrasi pada editorial content sampai ke situs-situs Web yang berbasis pada konektivitas publik (public connectivity).

Editorial content diartikan di sini sebagai teks (termasuk kata-kata yang tertulis atau terucapkan, gambar-gambar yang diam atau bergerak), yang dibuat atau diedit oleh jurnalis.
Sedangkan konektivitas publik dapat dipandang sebagai komunikasi ”titik-ke-titik yang standar” (standard point-to-point). Atau, bisa juga kita nyatakan sebagai komunikasi ”publik” tanpa perantaraan atau hambatan (barrier of entry), misalnya, hambatan dalam bentuk proses penyuntingan (editing) atau moderasi (moderation).

Domain kedua, melihat pada tingkatan komunikasi partisipatoris, yang ditawarkan oleh situs berita bersangkutan.
Sebuah situs dapat dianggap terbuka (open), jika ia memungkinkan pengguna untuk berbagi komentar, memposting, mem-file (misalnya: content dari situs tersebut) tanpa moderasi atau intervensi penyaringan.
Sedangkan komunikasi partisipatoris tertutup (closed) dapat dirumuskan sebagai situs di mana pengguna mungkin berpartisipasi. Namun langkah komunikatif mereka harus melalui kontrol editorial yang ketat.

1. Mainstream News sites

Bentuk media berita online yang paling tersebar luas adalah situs mainstream news. Situs ini menawarkan pilihan editorial content, baik yang disediakan oleh media induk yang terhubung (linked) dengannya atau memang sengaja diproduksi untuk versi Web. Tingkat komunikasi partisipatorisnya adalah cenderung tertutup atau minimal. Contoh: situs CNN, BBC, MSNBC, serta berbagai suratkabar online. Situs berita semacam ini pada dasarnya tak punya perbedaan mendasar dengan jurnalisme yang diterapkan di media cetak atau siaran, dalam hal penyampaian berita, nilai-nilai berita, dan hubungan dengan audiences. Di Indonesia, yang sepadan dengan ini adalah detik.com, Astaga.com, atau Kompas Cyber Media.

2. Index & Category sites

Jenis jurnalisme ini sering dikaitkan dengan mesin pencari (search engines) tertentu (seperti Altavista atau Yahoo), perusahaan riset pemasaran (seperti Moreover) atau agensi (Newsindex), dan kadang-kadang bahkan individu yang melakukan usaha (Paperboy). Di sini, jurnalis online menawarkan links yang mendalam ke situs-situs berita yang ada di manapun di World Wide Web. Links tersebut kadang-kadang dikategorisasi dan bahkan diberi catatan oleh tim editorial. Situs-situs semacam ini umumnya tidak menawarkan banyak editorial content yang diproduksi sendiri, namun terkadang menawarkan ruang untuk chatting atau bertukar berita, tips dan links untuk publik umum.

3. Meta & Comment sites

Ini adalah situs tentang media berita dan isu-isu media secara umum. Kadang-kadang dimaksudkan sebagai pengawas media (misalnya: Mediachannel, Freedomforum, Poynter’s Medianews). Kadang-kadang juga dimaksudkan sebagai situs kategori dan indeks yang diperluas (seperti: European Journalism Center Medianews, Europemedia). Editorial content-nya sering diproduksi oleh berbagai jurnalis dan pada dasarnya mendiskusikan content lain, yang ditemukan di manapun di Internet. Content semacam itu didiskusikan dalam kerangka proses produksi media. ”Jurnalisme tentang jurnalisme” atau meta-journalism semacam ini cukup menjamur.

4. Share & Discussion sites

Ini merupakan situs-situs yang mengeksploitasi tuntutan publik bagi konektivitas, dengan menyediakan sebuah platform untuk mendiskusikan content yang ada di manapun di Internet. Dan kesuksesan Internet pada dasarnya memang disebabkan karena publik ingin berkoneksi atau berhubungan dengan orang lain, dalam tingkatan global yang tanpa batas.

Situs semacam ini bisa dibilang memanfaatkan potensi Internet, sebagai sarana untuk bertukar ide, cerita, dan sebagainya. Kadang-kadang dipilih suatu tema spesifik, seperti: aktivitas anti-globalisasi berskala dunia (situs Independent Media Centers, atau umumnya dikenal sebagai Indymedia), atau berita-berita tentang komputer (situs Slashdot).

Perbedaan Jurnalisme Online dan Jurnalisme Konvensional

A. Jurnalistik Konvensional
Jurnalistik konvesional dapat dikatakan adalah jurnalistik yang menggunakan media cetak maupun media elektronik seperti radio dan televisi. Terlepas dari segala bentuk definisi dari arti katanya, Jurnalisme juga dapat diartikan sebagai jurnalisme konvensional. Dalam jurnalisme konvensional, jurnalis masih berpedoman pada 5W+1H yaitu What, When, Where, Who, Why dan ditambah How.
Paham dari jurnalisme konvensional adalah sebisa mungkin dan sesegera mungkin informasi dari media dapat dimengerti dan dipahami oleh khalayak luas.
Surat kabar merupakan bagian dari jurnalisme konvensional. Menurut Agee, surat kabar memiliki tiga fungsi utama dan fungsi sekunder.
Fungsi utama media adalah :
  1. to inform (menginformasikan kepada pembaca secara objektif tentang apa yang terjadi dalam suatu komunitas, negara dan dunia,
  2. to comment (mengomentari berita yang disampaikan dan mengembangkannya ke dalam focus berita,
  3. to provide (menyediakan keperluan informasi bagi pembaca yang membutuhkan barang dan jasa melalui pemasangan iklan di media surat kabar.

Fungsi Sekunder surat kabar adalah :
  1. untuk mengkampanyekan proyek-proyek yang bersifat kemasyarakatan, yang diperlukan sekali untuk membantu kondisi-kondisi tertentu,
  2. memberikan hiburan kepada pembaca dengan sajian cerita komik,kartun dan cerita-cerita khusus,
  3. melayani pembaca sebagai konselor yang ramah, menjadi agen informasi dan memperjuangkan hak.


Selain surat kabar, radio dan televisi juga merupakan bagian dari jurnalisme konvensional. Radio merupakan media elektronik yang sangat luwes. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia, dengan mengembangkan hubungan saling menguntungkan dan melengkapi dengan media lainnya. Koran atau surat kabar memperoleh julukan sebagai kekuatan keempat, maka radio siaran mendapat julukan kekuatan kelima atau the fifith estate. Karena radio siaran juga dapat melakukan fungsi kontrol sosial seperti halnya surat kabar, disamping empat fungsi media yang lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan radio siaran adalah daya langsung, daya tembus dan daya tarik.
Dari ketiga media massa tersebut, televisi merupakan media yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Televisi merupakan bentuk penyampaian jurnalisme konvensional yang banyak diminati oleh masyarakat luas. Hal ini disebabkan oleh karena televisi dengan tampilan audio visualnya sehingga suatu informasi yang disampaikan akan lebih mudah dimengerti dan dipahami oleh masyarakat.

B. Jurnalisme Online
Jurnalisme online merupakan proses penyampaian informasi dengan menggunakan media internet. Internet mempermudah pekerjaan jurnalistik, sebab jurnalistik dapat dapat dilakukan melalui PC atau komputer. Dengan menggunakan internet sebagai alat reportase atau sumber informasi bagian media-media tradisional atau koran.
  • Ciri-ciri Jurnalisme Online
    1. Sifatnya yang real time. Berita, kisah-kisah, peristiwa-peristiwa, bisa langsung dipublikasikan pada saat kejadian sedang berlangsung. Ini barangkali tidak terlalu baru untuk jenis media tradisional lain seperti TV, radio, telegraf, atau teletype.
    2. Dari sisi penerbit, mekanisme publikasi real time itu lebih leluasa tanpa dikerangkengi oleh periodisasi maupun jadwal penerbitan atau siaran: kapan saja dan dimana saja selama dia terhubung ke jaringan Internet maka penerbit mampu mempublikasikan berita, peristiwa, kisah-kisah saat itu juga. Inilah yang memungkinkan para pengguna/pembaca untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan sebuah peristiwa dengan lebih sering dan terbaru.
    3. Menyertakan unsur-unsur multimedia adalah karakteristik lain jurnalisme online, yang membuat jurnalisme ini mampu menyajikan bentuk dan isi publikasi yang lebih kaya ketimbang jurnalisme di media tradisional. Karakteristik ini, terutama sekali, berlangsung pada jurnalisme yang berjalan di atas web.
    4. bersifat interaktif. Dengan memanfaatkan hyperlink yang terdapat pada web, karya-karya jurnalisme online dapat menyajikan informasi yang terhubung dengan sumber-sumber lain. Ini berarti, pengguna/pembaca dapat menikmati informasi secara efisien dan efektif namun tetap terjaga dan didorong untuk mendapatkan pendalaman dan titik pandang yang lebih luas -bahkan sama sekali berbeda.
    5. Tidak membutuhkan organisasi resmi berikut legal formalnya sebagai lembaga pers. Bahkan dalam konteks tertentu organisasi tersebut dapat dihilangkan
    6. Tidak membutuhkan penyuting/redaktur seperti yang dimiliki surat kabar konvensional sehingga tidak ada orang yang mampu membantu masyarakat dalam menentukan informasi mana yang masuk akal atau tidak.
    7. Tidak ada biaya berlangganan kecuali langganan dalam mengakses internet sehingga komunikan atau audience memiliki kebebasan dalam memilih informasi yang diinginkan
    8. Relatif lebih terdokumentasi karena tersimpan dalam jaringan digital

Keuntungan Jurnalisme Online, seperti yang tertulis dalam buku Online Journalism. Principles and Practices of News for The Web (Holcomb Hathaway Publishers, 2005).
1. Audience Control. Jurnalisme online memungkinkan audience untuk bisa lebih leluasa dalam memilih berita yang ingin didapatkannya.
2. Nonlienarity. Jurnalisme online memungkinkan setiap berita yang disampaikan dapat berdiri sendiri sehingga audience tidak harus membaca secara berurutan untuk memahami.
3. Storage and retrieval. Online jurnalisme memungkinkan berita tersimpan dan diakses kembali dengan mudah oleh audience.
4. Unlimited Space. Jurnalisme online memungkinkan jumlah berita yang disampaikan / ditayangkan kepada audience dapat menjadi jauh lebih lengkap ketimbang media lainnya.
5. Immediacy. Jurnalisme online memungkinkan informasi dapat disampaikan secara cepat dan langsung kepada audience.
6. Multimedia Capability. Jurnalisme online memungkinkan bagi tim redaksi untuk menyertakan teks, suara, gambar, video dan komponen lainnya di dalam berita yang akan diterima oleh audience.
7. Interactivity. Jurnalisme online memungkinkan adanya peningkatan partisipasi audience dalam setiap berita.

C. Perbedaan Jurnalisme Konvensional dan Jurnalisme Online
Media yang digunakan dalam jurnalisme konvensional adalah media cetak seperti surat kabar,majalah, tabloid dan sebagainya, radio ataupun televisi. Sedangkan pada jurnalisme online menggunakan media internet untuk dapat menyampaikan informasi danberita kepada khalayaknya.
Media online dapat menyajikan berita dan informasi dalam wakyu yang sangat cepat. Bisa dapat hitungan menit bahkan detik. Ini juga menjadi perbedaan antara jurnalisme online dengan jurnalisme konvensional. Karena pada jurnalisme konvensional. Media cetak harus menunggu editan dari redaktur dan harus mencetaknya terlebih dahulu sebelum dikonsumsi oleh publik. Oleh karena itu kecepatan ini menjadi kekhasan media online meskipun media radio dan televisi yang juga dapat menyiarkan erita atau informasi secara langsung.
Berita atau informasi yang disajikan oleh media online termasuk real time, Berita, kisah-kisah, peristiwa-peristiwa, bisa langsung dipublikasikan pada saat kejadian sedang berlangsung. Mungkin hal ini bukan merupakan hal yang baru bagi media radio dan media televisi yang notabene sebagai bentuk dari media konvensional, namun mekanisme dengan sifat publikasi real time, maka penerbit media online menjadi lebih leluasa dengan jadwal penerbitan atau siaran dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja selama terhubung dengan jaringan Internet sehingga ia mampu mempublikasikan berita dan peristiwa pada saat itu juga. Hal inilah yang memungkinkan para pengguna internet atau pembaca bisa mendapatkan informasi mengenai perkembangan sebuah peristiwa dengan lebih sering dan aktual. Lebih leluasa -tanpa dikerangkengi oleh periodisasi maupun jadwal penerbitan atau siaran
Tetapi hal ini juga dapat menjadi kekurangan jurnalisme online karena arus dibuthkan internet untuk dapat membaca atau megatahui sebuah berita dan informasi yang disajikan. Berbeda dengan urnalisme konvensional yang bisa dinikmti kapan saja. Kita dapat membaca koran atau majalah ketika sedang dalam perjalanan, sambil tiduran, makan dan sebagainya. Kita juga dapar mendengarkan radio sembari mengerjakan aktivitas yang lain.
Meskipun saat ini dapat menggunakan media selain komputer untuk dapat mengakses inernet, tetap saja tidak praktis untuk dilakukan. Karena membutuhkan media lain seperti handphone misalnya untuk mengakses internet. Sedangkan setiap orang pasti mempunyai handphone yang berbeda-beda dan tingkat melek internet tiap orang pun berbeda. Sehingga dalam posisi ini jurnalisme konvensional empunyai kelebihan karena kepraktisannya.
Jurnalisme konvensional juga lebih menjamin kebenaran berita atau informasi yang disampingkan dibandingkan dengan jurnalisme online.Maksudnya adalah seperti apa yang telah disampaikan diatas bahwa, karena siapa saja bisa melakukan proses jurnalisme online, bahkan orang yang tidak memiliki ketrampilan jurnalistik bisa bercerita melalui jurnalisme online. Dengan adanya website yang menyediakan layanan blog, masyarakat dapat menggunakan media tersebut untuk menulis apa yang mereka inginkan. Itulah sebabnya kenapa jurnalisme online dapat dikatakan tidak memiliki kredibilitas, karena orang ini sangat logis, orang yang tidak memiliki kemampuan jurnalistik pun dapat bercerita lewat jurnalisme online. Kebebasan terhadap aturan-aturan jurnalistik pun menjadi salah satu penyebabnya, dimana aturan-aturan baku jurnalistik seringkali diabaikan.
Jurnalisme online memungkinkan berita tersimpan dan diakses kembali dengan mudah oleh audience. Meskipun pada jurnalisme konvensional juga dapat melukan hal ini. Tetapi waktu yang dibutuhkan sangat lama apabila menggunakan media konvensional.
Jurnalisme online juga memungkinkan jumlah berita yang disampaikan atau ditayangkan kepada audiens dapat menjadi jauh lebih lengkap daripada media lainnya. Informasi yang dapat disampaikan melalui jurnalisme online dapat dilakukan secara cepat dan langsung kepada audiens, terlebih lagi jurnalisme online memungkinkan bagi tim redaksi untuk menyertakan teks, suara, gambar, video dan komponen lainnya di dalam berita yang akan diterima oleh audiens. Dalam media cetak hanya dapat tersampaikan teks maupun gambar saja. Dalam media radio hanya terdengar suara dan untuk media televisi sudah menyerupai media online. Tetapi televisi merupakan media konvensional.
Dalam jurnalisme konvensional, tata-tutur informasi, misalnya saja disajikan secara linear kepada para pembaca atau pemirsanya. Pemirsa atau pembaca jurnalisme konvensional harus mengikuti urut-urutan informasi yang telah ditentukan oleh penerbitnya: Dari kisah satu ke kisah kedua lalu ke kisah ketiga dan seterusnya. Tetapi dalam jurnalisme online, tata-tutur informasi dapat disajikan sedemikian rupa sehingga dapat dinikmati secara non-linear untuk mengakomodasi pengguna atau pemirsanya. Seseorang dapat menikmati publikasi online dari kisah terakhir lalu melompat ke kisah sebelumnya atau ke kisah yang pernah dipublikasi sekian tahun sebelumnya dan bahkan ke sumber informasi yang sama sekali berbeda pada saat sedang mengkonsumsi informasi.
Jurnalisme online merupakan media yang digunakan oleh masyarakat supra rasional. Karena manusia biasa tidak akan betah mengakses jurnalisme online terlalu sering Jurnalisme konvensional dapat dinikmati kapanpun masyarakat membutuhkan.
Jurnalisme online menjadi media yang bisa dikonsumsi secara massa dalam waktu yang bersamaan. Dengan cepatnya koneksi internet, maka jurnalisme dapat dinikmati dari berbagai tempat. Berbeda dengan jurnalisme konvensional yang hanya terbatas pada suatu daerah misalnya. Tetapi untuk televise, saat ini sudah semakin canggih dengan adanya antenna parabola, kita juga dapat menonton program-program dari luar negeri yang mungkin orang luar negeri pun juga menonton acara yang sama.

Kamis, 18 November 2010

Masa depan teknologi

Ketika berpikir ke masa depan, sebagian besar orang mempertimbangkan teknologi saat ini dan bagaimana teknologi tersebut dapat diperbaiki atau lebih berkembang di tahun-tahun yang akan datang.
Bayangkan jika ponsel Anda berperilaku seperti remote yang mengontrol seluruh hidup Anda.
Bayangkan jika remote tersebut memiliki kemampuan untuk menyimpan sejarah hidup Anda menjadi perangkat yang dapat Anda gunakan untuk membawa memori Anda kembali ke kehidupan ketika Anda membutuhkannya.
Ini semua perangkat dan perkembangan yang saat ini sedang terus di kembangkan oleh para ilmuwan dan peneliti dari seluruh dunia. Teknologi telepon selular diharapkan akan jauh lebih maju selama sepuluh tahun atau lebih.

Pada kenyataannya, itu tidak sepenuhnya masuk akal untuk membayangkan melihat sebuah telepon selular yang dapat menghafal jadwal perjalanan Anda dan memastikan bahwa semuanya sudah siap mengenai jalan, pemesanan tiket pesawat dan bahkan kereta api dan memberikan Anda mutlak rute terbaik untuk mencapai tujuan Anda tepat waktu.
Bayangkan telepon yang akan mengendalikan sentral pemanas di rumah Anda agar Anda tetap hangat bahkan sebelum Anda bangkit dari tempat tidur di pagi hari atau yang memberikan otoritas darurat dengan informasi rumah Anda jika sistem keamanan rumah Anda sudah dipicu.
Banyak telepon seluler saat ini dilengkapi untuk menangani file musik, video dan banyak aspek hiburan lainnya. Bayangkan jika anda memiliki telepon yang akan bekerja dengan sistem hiburan rumah Anda dan menemukan program yang menarik minat Anda dan kemudian secara otomatis men-download program-program tersebut bagi Anda.
Telepon futuristik ini akan juga tahu langsung bagaimana menangani panggilan masuk Anda. Jika seseorang melakukan panggilan yang tidak ingin bicara (missed call) atau ketika Anda sudah punya janji, maka secara otomatis akan mengarahkan panggilan ke pesan suara tersebut berdasarkan jadwal Anda dan memberi Anda ringkasan teks untuk menelepon dan alasannya.
Telepon seluler ini akan seperti memiliki asisten virtual dalam saku Anda. Dan, meningkatkan teknologi dan perkembangan baru yang dibuat setiap tahun sehingga memiliki telepon seperti ini dalam waktu dekat ini tidak terlalu dibuat-buat.
Teknologi lainnya juga akan melihat pertumbuhan dan perkembangan.Memiliki kemampuan untuk menyembuhkan penyakit bahkan sebelum mereka mogok atau teknologi untuk menanamkan organ vital untuk menyelamatkan nyawa adalah hal-hal yang telah dikembangkan secara konstan selama beberapa tahun.
Teknologi yang mengelilingi penelitian medis secara substansial lebih maju daripada itu bahkan dua puluh tahun yang lalu. Kanker bisa suatu hari nanti benar-benar tidak dapat disembuhkan peduli jenis atau seberapa jauh maju penyakit ini ditemukan.
Atau, bisa saja menjadi salah satu penyakit yang individu menerima imunisasi ketika mereka masih muda, sehingga mereka tidak pernah tertular penyakit sebenarnya. Kendaraan mungkin sebenarnya bisa melayang-layang di atas tanah menghasilkan jauh lebih cepat dan lebih efisien cara untuk bepergian.
Teknologi masa depan tetap terlihat namun kita dapat mengasumsikan pada tingkat bahwa segala sesuatu telah berubah di masa lalu, hal-hal akan jauh lebih maju di masa depan.
Teknologi di masa depan mungkin tidak menghasilkan apapun dari hal-hal ini, tetapi kemungkinan bahwa mereka akan lebih baik.
Mengingat apa dunia sekarang dibandingkan dengan apa yang telah 100 tahun yang lalu, ia berdiri untuk alasan yang baik bahwa masa depan teknologi akan membawa kita ke hal-hal yang tidak pernah kita merasakanya.

Jumat, 05 November 2010

ANALISIS WACANA IKLAN MINI DALAM HARIAN KOMPAS

ABSTRAK
Iklan merupakan sarana yang digunakan untuk menyampaikan nformasi, terutama berkaitan dengan produk atau informasi lain yang membutuhkan perhatian public. Iklan mini dalam surat kabar sangat menarik untuk dikaji, selain karena bahasanya yang singkat dan padat juga mengandung bermacam penafsiran yang terkadang tidak dimengerti oleh pembaca. Wacana lowongan kerja dalam hal ini berkaitan berisi tentang jabatan/ posisi yang diinginkan oleh suatu instansi. Bahasa yang digunakan dalam iklan lowongan kerja sangat berbeda dengan bahasa iklan atau wacana yang lain. Dalam hal ini pembaca harus mengerti konteks dibuatnya iklan tersebut, karena pembaca tentu akan kesulitan dalam menafsirkan kata-kata yang amat padat dan kata-kata yang mengandung banyak singkatan. iklan ini akan menjadi bahan analsis wacana yang mengkaji seluruh bagian iklan baik dari segi konteks mapupun gramatikanya.
Kata Kunci: analisis wacana, konteks, teks, kohesi, koherensi.
PENDAHULUAN
Bahasa merupakan sarana komunikasi terpenting yang digunakan dalam interaksi antarindividu. Bahasa akan menjadi bermakna ketika digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh para pemakainya. Dalam pemakaiannya, para pemakai bahasa dapat menafsirkan sesuatu yang disampaikan oleh pemakai bahasa yang lain dengan penafsiran yang berbeda. Dalam hal ini para pemakai bahasa harus mengenali wacana dengan baik, agar pesan dalam wacana dapat diterima dan tidak menimbulkan salah penafsiran. Menurut Samsuri (dalam Alex Sobur, 2004: 10) wacana merupakan rekaman kebahasaan yang utuh tentang peristiwa komunikasi, biasanya terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan pengertian yang satu dengan yang lain. Komunikasi itu dapat menggunakan bahasa lisan dan dapat pula dengan bahasa tulisan. Dalam hal ini wacana merupakan suatu kesatuan gramatikal yang utuh dan berkesinambungan serta mempunyai makna. Untuk dapat memahami sebuah wacana, diperlukan suatu kajian yang membahas tentang wacana baik dari segi gramatikalnya maupun dari konteksnya. Ilmu yang mengkaji tentang wacana dalam hal ini adalah analisis wacana. Menurut Stubbs (dalam Bambang Yudi Cahyono, 1994: 227) analisis wacana merupakan objek kajian pragmatik yang menekankan telaahnya pada penafsiran wacana dan teks. Di samping itu, analisis wacana juga memanfaatkan hasil kajian pragmatik. Oleh karena itu, analisis wacana juga berupaya menafsirkan suatu wacana yang tidak terjangkau oleh semantik tertentu maupun sintaksis (Bambang Yudi Cahyono, 1994: 228). Dari pengertian tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa analisis wacana berkaitan dengan hal-hal di luar kebahasaan, seperti konteks dan situasi penutur.
Wacana dalam hal ini wacana berbentuk tertulis, menjadi bahan yang menarik untuk dikaji. Wacana-wacana yang berasal dari media, seperti surat kabar ataupun majalah dapat dikaji baik dari segi gramatikalnya maupun dari segi konteksnya. Wacana-wacana dalam teks media yang menggunakan bahasa jurnalistik mempunyai keunikan tersendiri dan menarik untuk dikaji.
Salah satu wacana yang terdapat dalam media cetak adalah iklan. Menurut Rhenald Kasali (1992: 9) iklan adalah bagian dari bauran promosi (promotion mix) dan bauran promosi adalah bagian dari bauran pemasaran (marketing mix). Secara sederhana, iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Selajutnya iklan sebagai bagian dari bauran komunikasi pemasaran, iklan mempunyai sasaran yang berbeda dengan sasaran ketiga unsur lainnya dalam bauran pemasaran. Iklan lowongan kerja dalam hal ini merupakan bagian dari bauran komunikasi tentang tawaran suatu pekerjaan pada khalayak dari suatu instansi atau perusahaan tertentu.
Didasari atas ketertarikan akan bahasa iklan tersebut, maka dalam penelitian ini akan dibahas mengenai iklan mini yang diambil dari surat kabar Kompas, Selasa, 10 April 2007. Iklan mini tersebut berupa iklan lowongan pekerjaan. Jenis iklan ini dimaksudkan sebagai sarana untuk menarik pegawai untuk bekerja di suatu instansi atau perusahaan.
Wacana dan teks merupakan dua hal yang saling berhubungan. Wilis Edmonson (dalam Sumarlam, 2005: 5) mengungkapkan bahwa ada perbedaan antara teks (text) dan wacana (discourse). Teks adalah suatu rangkaian ungkapan bahasa yang terstruktur yang membentuk suatu kesatuan. Perbedaan pokok antara teks dan wacana adalah teks merupakan suatu rangkaian pernyataan bahasa yang terstruktur yang diungkapkan melalui bahasa. Dalam hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa wacana mengacu pada permasalahan/ peristiwa yang terjadi pada kurun waktu tertentu. Di samping itu, konsep teks dan wacana pun berbeda. Menurut Budiman (dalam Alex Sobur, 2004: 52) teks dapat diartikan sebagai seperangkat tanda yang ditransmisikan dari seorang penerima melalui medium tertentu dan dengan kode-kode tertentu. Hal ini memiliki pengertian bahwa teks lebih berkaitan dengan hal-hal yang bersifat nyata, dan wacana cenderung mengarah ke sesuatu yang abstrak. Dalam hal ini teks merupakan realisasi dari wacana.
Wacana berdasarkan medianya terbagi menjadi wacana lisan dan wacana tulis. Wacana dengan media komunikasi tulis dapat berwujud antara lain: (1) sebuah teks/ bahasa tertulis yang dibentuk oleh lebih dari satu alinea yang mengungkapkan sesuatu secara beruntun dan utuh, misalnya sepucuk surat, sekelumit cerita, sepenggal uraian ilmiah (2) sebuah alinea merupakan wacana, apabila teks hanya terdiri atas sebuah alinea dapat dianggap sebagai satu kesatuan misi korelasi dan situasi utuh (3) sebuah wacana (khusus bahasa Indonesia) mungkin dapat dibentuk oleh sebuah kalimat majemuk dengan subordinasi dan koordinasi/ system ellipsis (Djadasudarma, 1994: 8). Wacana tulis di sini diartikan sebagai wacana yang disampaikan dengan bahasa tulis/ media tulis. Untuk dapat menerima/ memahami wacana tulis maka sang penerima/ pesapa harus membacanya. Di dalam wacana tulis terjadi komunikasi secara tidak langsung antara penulis dengan pembaca (Sumarlam, 2005: 16). Wacana tulis tentunya akan mudah dikaji dan kajiannya akan lebih mendalam dibanding wacana lisan karena wacana tulis membentuk suatu kesatuan yang utuh dan berkesinambungan.
Wacana dikaji dalam bidang ilmu analisis wacana. Analisis wacana merupakan salah satu bidang kajian pragmatik yang mengkaji berbagai aspek dalam wacana baik lisan maupun tulisan. Analisis wacana dipakai untuk kajian yang mencakup (a) kajian bahasa dalam bentuk yang lebih besar daripada kalimat (ataupun klausa) dan (b) kajian bahasa sebagaimana dipakai secara ilmiah untuk berkomunikasi (Nababan, 1987: 61). Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa analisis wacana mengkaji secara keseluruhan isi teks/ wacana baik dari aspek gramatikalnya maupun konteksnya. Menurut Halliday dan Hasan (1992: 16) konteks situasi merujuk pada tiga ciri, yaitu (1) medan wacana menunjuk pada hal yang sedang terjadi, pada sifat tindakan sosial yang sedang berlangsung (2) pelibat wacana menunjuk pada orang-orang yang mengambil bagian, pada sifat para pelibat, kedudukan dan peranan mereka (3) sarana wacana menunjuk pada bagian yang diperankan oleh bahasa, hal yang diharapkan oleh para pelibat bahasa dalam situasi itu. Dalam hal ini wacana iklan menunjuk pada konteksnya yaitu bersifat mengajak dan mengandung prosedur serta ketentuan-ketentuan.
Hal utama yang dikaji dalam sebuah wacana adalah kohesi dan koherensi. Sebuah wacana yang baik harus mempunyai kohesi dan koherensi. Kohesi adalah keserasian hubungan antara unsur yang satu dan unsur yang lain dalam wacana sehingga terciptalah pengertian yang apik/ koheren. Kohesi merujuk pada pertautan bentuk, sedangkan koherensi pada pertautan makna (Djajasudarma, 1994: 46). Sementara menurut Bambang Yudi Cahyono (1994: 231-232) kohesi adalah ikatan-ikatan dan hubungan yang ada di dalam teks. Hubungan-hubungan kohesif dalam teks memberikan wawasan untuk mengetahui bagaimana penulis menentukan apa yang ingin dikatakannya. Di samping itu, kita juga dapat mengetahui apakah sesuatu yang disampaikan itu telah tertulis dengan baik atau tidak. Sedangkan menurut koherensi menurut Wohl (dalam Alex Sobur, 2004: 81) adalah pengaturan secara rapi kenyataan dan gagasan, fakta, dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah memahami pesan yang dikandungnya. Dalam hal ini koherensi mengarah pada faktor lain yang menuntun kita untuk membedakan teks-teks yang berkaitan sehingga teks-teks tersebut saling berkesinambungan.
PEMBAHASAN
Iklan mini atau iklan baris biasanya ditempatkan dalam kolom tersendiri dan disusun berbaris dari atas ke bawah. Wacana iklan ini bersifat mempengaruhi khalayak. Hal yang dipentingkan dalam iklan adalah isi yang dapat menjangkau pendengar/ pembaca yang terpengaruh oleh bahasa afektif (Djajasudarma, 1994: 19)
  1. Contoh iklan lowongan kerja jenis ke-1
dibthkn supervisor/ mgr min SMU Pnglmn, Berjiwa Pemimpin, Pnmpln menarik, dpt B’krja dlm team. Gaji Anda mau brp?? Interview lgs: Rabu, 11 April ’07 jam: 13.00 wib di Perfect Graha Utama Komp. Graha Cempaka Mas Blok D No. 31 Jl. Letjen Suprapto Jakpus”
Wacana iklan tersebut terdiri atas satu paragraf dengan empat buah kalimat tunggal. Apabila diuraikan maka kalimat itu akan tampak sebagai berikut.
(1) Dibutuhkan supervisor/ manager minimal SMU, pengalaman, berjiwa pemimpin, penampilan menarik, dapat bekerja dalam team
(2) Gaji Anda mau berapa?
(3) Interview langsung: Rabu, 11 April 2007 jam: 13.00 wib di Perfect Graha Utama Kompleks Graha Cempaka Mas Blok D No. 31 Jl. Letjen Suprapto Jakpus
Kalimat pertama dalam iklan tersebut berupa kalimat pasif. Apabila dilihat dari strukturnya, iklan ini tidak menunjukan adanya ke-kohesif-an sebuah wacana. Di sini tidak ada pemarkah kohesi, seperti pelesapan, pengulangan, maupun konjungsi. Akan tetapi, pada kalimat (2) ada kata Anda yang berfungsi sebagai kata ganti orang kedua tunggal.
Jika dilihat dari hubungan antarunsur dalam kalimat, iklan ini mempunyai koherensi yang tinggi. Kalimat (1) menyatakan syarat-syarat yang harus dipenuhi pelamar kemudian diikuti dengan kalimat (2) yang menanyakan perihal gaji yang diinginkan oleh pelamar, dan kalimat (3) menyatakan waktu dan tempat langsung disertakan dengan lengkap.
Wacana iklan tersebut berisi tentang penawaran kerja dari sebuah perusahaan. Perusahaan menetapkan syarat-syarat bagi pelamar, antara lain berpendidikan minimal SMU, mempunyai pengalaman, berjiwa pancasila, mempunyai penampilan fisik yang menarik, dan dapat bekerja dalam team atau dapat bekerja sama dengan orang lain dalam kelompok. Dalam hal ini perusahaan memberikan keleluasaan bagi pelamar untuk menentukan gajinya. Dalam hal ini perusahaan tidak mematok gaji pada para pegawai. Pelamar yang berminat akan diwawancarai langsung pada hari dan tempat yang telah ditentukan dan dicantumkan dalam iklan.
Meskipun kata-kata tersebut seperti sulit dipahami pemaknaanya, namun pembaca tetap dapat menangkap isi dari iklan tersebut. Hal ini tentu dikaitkan dengan konteks pembaca dan isinya. Iklan ini tentu saja akan dibaca oleh orang yang akan mencari pekerjaan, jadi ia sudah mengetahui latar belakang pemasang serta isi iklan tersebut.
2. Contoh iklan lowongan kerja jenis ke- 2
Perusahaan PMDN Pst dlm rangka exspansi ke Jateng&DIY membthkan segera kary/ ti utk Pss “staff Prsh”. Syrt: P/W usia max 36 th, lls SMU/K- S1 utk sgl disiplin ilmu, punya penglmn krj/blm, loyal&dedikasi tgg, kelakuan&kepribadian baik. Bersedia ditempatkn di Ktr SMG, PWT&Yogya. Krm lmrn lkp anda ke Bag SDM Bu Ning, PO BOX 215/ PWT 53100 (lmr max 1 mgg) pemanggilan tes wawancara mllui SMS/surat.
Iklan lowongan kerja tersebut terdiri satu paragraf yang berisi lima kalimat. Kalimat tersebut secara rinci akan diuraikan sebagai berikut.
(1) perusahaan PMDN pusat dalam rangka exspansi ke Jateng&DIY membutuhkan segera karyawan/karyawati untuk posisi “staff perusahaan”.
(2) Syarat: Pria/wanita maximal 36 tahun, lulus SMU/ K- S1 untuk segala disiplin ilmu, punya pengalaman kerja/belum, loyal&dedikasi tinggi, kelakuan&kepribadian baik, bersedia ditempatkan di kantor Semarang, Purwakarta, dan Yogyakarta.
(3) Kirimkan lamaran lengkap Anda ke Bagian SDM Bu Ning, PO BOX 215/PWT/53100 (lamaran maximal 1 minggu)
(4) Pemanggilan tes wawancara melalui sms/ surat.
Iklan jenis kedua ini sudah mengandung kohesi dan koherensi. Kohesi ditunjukan dengan adanya konjungsi dan pengacuan. Pada kalimat (2) terdapat konjungsi dan yang menunjukkan hubungan menggabungkan. Dalam kalimat (3) terdapat pengacuan (referensi) yaitu adanya kata Anda sebagai kata ganti orang kedua tunggal. Kalimat (4) juga mengandung konjungsi atau yang dilambangkan dengan garis miring yang menunjukan konjungsi hubungan pemilihan.
Dalam hal koherensi, iklan ini sudah berkoherensi cukup baik. Karena bentuk wacana iklan termasuk ke dalam wacana prosedural, maka jarang sekali ditemui adanya konjungsi antarkalimat. Dalam hal ini kalimat berdiri sendiri-sendiri, namun membentuk kesatuan yang padu. Masing-masing kalimat saling bertautan. Kalimat (1) dibuka dengan menyebutkan nama perusahaan yang membutuhkan pegawai. Kalimat (2) menunjukkan syarat-syaratnya dan diikuti dengan kalimat (3) yang berisi petunjuk untuk mengirimkan lamaran lengkap dan kalimat (4) berisi pemberitahuan tentang wawancara yang akan dilakukan melalui SMS atau surat.
Dari iklan tersebut dapat ditangkap maksud pembuat iklan bahwa perusahaan PMSDN pusat sedang mencari pegawai untuk duduk pada posisi staff perusahaan. Syarat-syarat yang diajukan antara lain, pria/ wanita dengan umur maksimal 36 tahun, lulus SMU/ SMK serta jenjang S1 dengan segala macam disiplin ilmu yang pernah diambil. Perusahaan akan menerima pegawai yang memenuhi kualifikasi meskipun ia sudah atau belum berpengalaman kerja dan mempunyai dedikasi dan loyalitas terhadap kerja yang tinggi serta mempunyai kelakuan dan kepribadian yang baik. Pegawai harus bersedia ditempatkan di berbagai tempat yang ditentukan perusahaan. Iklan tersebut dapat dialamatkan kepada Bu Ning yang menangani bagian SDM ke alamat yang telah dicantumkan dalam iklan. Lamaran tersebut diberi jangka waktu satu minggu, jika melewati jangka waktu tersebut, maka lamaran akan ditolak. Ketentuan terakhir yaitu bahwa akan dilakukan test wawancara pada para pelamar yang memenuhi persyaratan, sementara pemberitahuan tentang wawancara itu akan dilakukan melalui SMS atau surat.
3. Contoh iklan lowongan kerja jenis ke-3
bth sgr : 1) sekretaris (Scr) min D3 max 25 th, suka musik, cekatan, bs kelola arsip, bhs Indo/ingg lisan –tulisan (mandarin diutamakan) 2)mrktg (Mkt) minD3, wws luas ttg musik INd, supel, sim C/A, diutmk pny mtr, tau wil Jkt(1&2)bs Ms.Off (ditgg 2 mgg) PoBox.2660JKT 10001(kode lmr dikiri ats amplop)/email personalia@gnpmusic.co.id
Iklan ini terdiri dari satu paragraf yang tersusun secara prosedural. Secara lengkap iklan tersebut berbunyi sebagai berikut.
Butuh segera:
1) Sekretaris (Scr) minimal D3 maximal 25 tahun, suka musik, cekatan, bisa kelola arsip, bahasa Indonesia/ Inggris lisan-tulisan (mandarin diutamakan)
2) Marketing (mkt) minimal D3, wawasan luas tentang musik Indonesia, supel, SIM C/A, diutamakan punya motor, tahu wilayah Jakarta (1&2) bisa Microsofft Office (ditunggu 2 minggu) PO BOX. 2660 JKT 10001 (kode lamaran di kiri atas amplop) / email personalia@gnpmusic. Co. id
Dalam iklan ini, kohesi belum terlihat. Bahasanya amat padat dan singkat, lebih singkat dari jenis iklan sebelumnya. Di sini tidak ditemukan adanya konjungsi, pengacuan, dan pemarkah kohesi yang lain. Sedangkan dalam koherensi, iklan ini juga berkoherensi rendah, karena dua kalimat tersebut menyebutkan dua hal yang berbeda dan kurang berhubungan
Dilihat dari segi konteksnya, iklan ini berisi permintaan pegawai untuk dua posisi penting dalam perusahaan, yaitu sebagai sekretaris dan marketing/bagian pemasaran. Untuk posisi sekretaris, perusahaan mengajukan persyaratan antara lain, pendidikan minimal D3, umur maksimal 25 tahun, menyukai musik, cekatan dalam bekerja, bisa mengelola arsip, bisa berbahasa Indonesia dan inggris baik lisan maupun tulisan. Untuk pelamar yang mampu berbahasa mandarin akan diutamakan dan mempunyai peluang besar untuk diterima. Sedangkan untuk posisi marketing, perusahaan menetapkan persyaratan pendidikan minimal D3, mempunyai wawasan yang luas tentang musik Indonesia, supel atau mudah bergaul dan menerima orang lain, mempunyai SIM C/ A. Untuk pelamar yang mempunyai sepeda motor atau mobil mampunyai kesempatan/ peluang yang besar untuk diterima, karena ia akan mudah dalam bergerak ke tempat-tempat yang menjadi tujuan pemasaran. Pelamar juga harus tahu tentang wilayah-wilayah di Jakarta, karena wilayah pemasarannya adalah daerah-daerah di Jakarta. Ketentuan lainnya adalah pelamar harus mampu mengoperasikan komputer dan menguasai program Microsoft office. Lamaran tersebut ditunggu dalam jangka waktu dua minggu dengan mengalamatkan surat lamarannya ke alamat yang dicantumkan atau melalui email dengan alamat yang telah disebutkan dalam iklan.
4. Contoh iklan lowongan kerja jenis ke-4
Anda ingin penghasilan tinggi di th. 2007. mari bergabung bersama kami, sbg sales/ mrktg dgn kriteria; pria/wnt, berpnmplan menarik, usia 20-30 th, min SMA, Rajin & Gesit, berpglm/tdk dibid. Sales/mrktg, dom.sktr Jaksel, Ciputatdsk. Utk pria memiliki sepeda motor&SIM.Kirim lamaran ke PT. Ciliwangi Berlian Motors, Jl raya Ciputat No. 155 (sam. Ruko ciputat) Jakarta selatan 15412
Iklan jenis ke empat ini terdiri dari satu paragraf dengan tiga buah kalimat tunggal. Secara lengkap iklan tersebut berbunyi sebagai berikut.
(1)Anda ingin penghasilan tinggi di tahun 2007
(2) Mari bergabung bersama kami sebagai sales marketing dengan criteria; pria/ wanita, berpenampilan menarik, usia 20-30 tahun, minimal SMA, rajin dan gesit, berpengalaman/ tidak di bidang sales/ marketing, domisili sekitar Jaksel, Ciputat dan sekitarnya, untuk pria mempunyai sepeda motor dan SIM.
(3) Kirim lamaran ke PT Ciliwung Berlian Motors, Jl. Raya Ciputat No. 155 (samping ruko Ciputat) Jakarta Selatan 15412
Iklan ini hampir sama dengan iklan lowongan kerja pada umumnya. Hanya saja, kalimat pembukanya dibuat berbeda. Wacana iklan ini mengandung pemarakah kohesi, antara lain pada kalimat (1) terdapat pemarkah pengacuan dengan kata Anda yang menunjukan kata ganti orang kedua tunggal. Pada kalimat (2) terdapat konjungsi dan yang bermakna hubungan penggabungan.
Apabila ditelaah dari unsure koherensinya, wacana iklan ini tidak memiliki kata hubung yang merangkaiakan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Wacana ini juda termasuk dalam wacana prosedural yang menggunakan point-point untuk menyebutkan isinya. Dari segi kebertautan, iklan ini mempunyai unsure kebertautan yang erat. Kalimat (1) berisi ajakan perusahaan yang bersangkutan kepada masyarakat dengan menjanjikan penghasilan yang tinggi. Kalimat (2) menyampaikan maksud agar masyarakat ikut bergabung dengan perusahaan yang bersangkutan, kemudian diikuti dengan kalimat (3) yang berisi syarat-syarat yang ditentukan oleh perusahaan, dan disusul dengan kalimat (4) yang berisi pemberitahuan alamat perusahaan.
Iklan jenis ke empat ini memberitahukan kepada khalayak bahwa sebuah perusahaan sedang membutuhkan pegawai yang bekerja dalam posisi sebagai sales/ marketing. Iklan ini dibuka dengan kalimat pembuka yang menarik pikir pembaca tentang besar penghasilan tinggi yang dijanjikan kepada pegawai. Harapan pembuat iklan, pembaca yang membaca iklan ini akan tertarik dengan frase penghasilan tinggi tersebut. iklan ini sedikit berbeda dengan iklan jenis 1), 2), dan 3) karena iklan ini dimulai dengan ajakan, sehingga terkesan lebih menarik dan sopan.
Semua jenis iklan lowongan pekerjaan yang diteliti ini pada umumnya sama, yaitu mencoba mengajak pembaca untuk melamar/ mendaftarkan dirinya pada perusahaan yang memasang iklan tersebut. Hanya saja, pengungkapan dan jenisnya dibuat berbeda untuk menciptakan variasi-variasi yang dapat menarik perhatian pembaca. Jika dlihat dari unsure kohesi dan koherensinya, wacana jenis iklan lowongan kerja ini memang belum begitu padu. Hal ini disebabkan karena bahasa yang digunakan dalam iklan sangat padat dan mangandung banyak singkatan. Wacana pada iklan ini dapat dikategorikan ke dalam wacana procedural, sehingga jarang pula ditemui konjungsi antarkalimatnya. Akan tetapi, iklan tersebut tetap mudah kita pahami, karena sebelumnya kita sudah mengetahui konteks wacana iklan tersebut, sehingga dengan mudah kita menangkap pesan yang disampaikan dalam wacana iklan.
SIMPULAN
Berdasarkan analisis yang dilakukan diperoleh simpulan bahwa iklan dalam hal ini iklan lowongan kerja merupakan wacana persuasif yang berbentuk prosedural. Dari empat contoh jenis iklan yang diteliti menunjukan bahwa iklan lowongan kerja pada umumnya mempunyai cirri yang hampir sama, baik dalam hal tata tulis, bahasa, maupun gramatikalnya.
Iklan lowongan kerja yang diambil dari harian Kompas tersebut menggunakan bahasa yang amat padat, kata-kata banyak mengandung singkatan-singkatan yang kadang kurang dimengerti oleh para pembaca, dan unsure-unsur kohesinya kurang tinggi. Di sana jarang ditemukan pemarkah-pemarkah kohesi secara lengkap. Pemarkah yang umum digunakan dalam jenis iklan ini adalah kohesi konjungsi/ penghubung, yaitu kata dan yang menunjuk pada hubungan penggabungan dua satuan bahasa. Pemarkah kohesi lain yang ditemukan adalah kata Anda yang merupakan kohesi pengacuan yaitu sebagai pronomina/ kata ganti orang ke dua tunggal. Kemudian ditemui juga tanda baca sebagai lambing pemarkah kohesi, seperti tanda garis miring yang menggantikan konjungsi atau yang menmpunyai makna hubungan pemilihan.
Dilihat dari ke-koherensi-annya, iklan lowongan kerja ini mengandung koherensi yang cukup tinggi. Dalam iklan tersebut memang tidak ditemui adanya konjungsi antarkalimat yang menunjukan kepaduan suatu wacana, namun dalam hal ini wacana iklan lowongan kerja mempunyai pertautan yang dikaitkan dengan konteks. Kalimat/ pernyataan yang satu dengan pernyataan yang lain saling berkesinambungan dan bertautan satu sama lain, sehingga tidak keluar dari masalah dan konteksnya.
Kata dan kalimat yang terdapat dalam iklan lowongan kerja sangat padat dan singkat. Para pembaca harus mampu menafsirkan isinya dengan baik, karena singkatan-singkatan dalam iklan tersebut bukan singkatan yang lazim digunakan dalam wacana-wacana lain. Pembaca harus melihat konteks iklan tersebut sebelum menafsirkannya. Dilihat dari isinya, iklan lowongan kerja tersebut kesemuanya mengandung bahasa persuasif yang mengandung ajakan-ajakan halus dan mempengaruhi pembaca untuk melamar jabatan yang diinginkan dalam iklan tersebut. Selain itu, iklan lowongan kerja juga mengandung syarat/ ketentuan yang harus dipenuhi oleh pelamar agar dapat menduduki dan diterima oleh perusahaan yang bersangkutan. Hal lain yang terdapat iklan tersebut adalah adanya ajakan untuk melamar posisi kerja yang diinginkan dan penyertaan alamat perusahaan yang bersangkutan atau alamat yang harus dituju jika mengirimkan surat lamaran kerja.
Keempat iklan yang diteliti menunjukan perbedaan-perbedaan cara penyampaian ajakan kepada masyarakat. Kejelasan serta bahasa yang menarik dan halus ini menentukan keberhasilan iklan dalam menarik perhatian pembaca. Mereka juga akan menangkap maksud iklan tersebut dengan baik. Semakin bagus unsur persuasifnya, semakin banyak pula masyarakat yang tertarik pada produk ataupun kedudukan yang ditawarkan.
DAFTAR PUSTAKA
Alex Sobur. 2004. Analisis Teks Media. Bandung: PT Remaja
Anonim. 2007. “Kolom Ragam” dalam Surat Kabar Kompas Selasa, 10 April 2007
Bambang Yudi Cahyono. 1994. Kristal-kristal Ilmu Bahasa. Surabaya: Airlangga University Press
Djajasudarma, T. Fatimah. 1994. Wacana. Bandung: PT Ernesco
Haliday, M. A. K dan Ruqaiya Hasan. 1992. Bahasa, Konteks dan Teks. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Nababan, P. W. J. 1987. Ilmu Pragmatik (Teori dan Penerapannya). Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
Rhenald Kasali. 1992. Manajemen Periklanan (Konsep dan Aplikasinya di Indonesia). Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti
Sarwidji Suwandi, Budhi Setiawan, dan Raheni Suhita. 1996. Pragmatik. Surakarta: UNS Press
Sumarlam. 2005. Teori dan Praktik Analisis Wacana. Surakarta: Pustaka Cakra