02. Pada tanggal 7 Juni 2006,  semburan lumpur panas semakin membesar dan mulai mendekati pinggir  bagian Timur di Desa Siring sehingga mengancam pemukiman penduduk di  desa tersebut. Kondisi ini terus memprihatinkan karena semakin hari  debit lumpur yang keluar dari perut bumi semakin membesar hingga  akhirnya pada 7 Juli 2006, lumpur mulai menggenangi areal pemukiman  penduduk dusun Renomencil Desa Renokenongo dan Dusun Siring Tangungan,  Desa Siring. Akibat dari peristiwa ini 993 KK atau 3815 Jiwa terpaksa  mengungsi ke Pasar Baru Porong, atau ke rumah-rumah sanak famili yang  tersebar di sejumlah tempat.
03. 10 Juli 2006,  lumpur mulai menggenangi areal persawahan bagian Selatan lokasi semburan  yang berbatasan dengan Desa Jatirejo, di kawasan itu juga terdapat  sejumlah pabrik.
04. 12 Juli 2006 lumpur  panas mulai menggenangi areal pemukiman Desa Jatirejo dan Kedungbendo  akibat tanggul-tanggul penahan lumpur di Desa Renokenongo dan Siring  tidak mampu menahan debit lumpur yang semakin membesar.05. Pada bulan Agustus 2006,  luapan lumpur ini telah menggenangi sejumlah desa/kelurahan di  Kecamatan Porong, Jabon, dan Tanggulangin, dengan total warga yang  dievakuasi sebanyak lebih dari 8.200 jiwa dan tak kurang 25.000 jiwa  mengungsi. Tak kurang 10.426 unit rumah terendam lumpur dan 77 unit  rumah ibadah terendam lumpur. Lahan dan ternak yang tercatat terkena  dampak lumpur adalah lahan tebu seluas 25,61 ha di Renokenongo, Jatirejo  dan Kedungcangkring, lahan padi seluas 172,39 ha di Siring,  Renokenongo, Jatirejo, Kedungbendo, Sentul, Besuki Jabon dan Pejarakan  Jabon, serta 1.605 ekor unggas, 30 ekor kambing, 2 sapi dan 7 ekor  kijang. Sekitar 30 pabrik yang tergenang terpaksa menghentikan aktivitas  produksi dan merumahkan ribuan tenaga kerja. Tercatat 1.873 orang  tenaga kerja yang terkena dampak lumpur ini. Empat kantor pemerintah  juga tak berfungsi dan para pegawai juga terancam tak bekerja. Tidak  berfungsinya sarana pendidikan (SD, SMP), Markas Koramil Porong, serta  rusaknya sarana dan prasarana infrastruktur (jaringan listrik dan  telepon). Rumah/tempat tinggal yang rusak akibat diterjang lumpur dan  rusak sebanyak 1.683 unit. Rinciannya: Tempat tinggal 1.810 (Siring 142,  Jatirejo 480, Renokenongo 428, Kedungbendo 590, Besuki 170), sekolah 18  (7 sekolah negeri), kantor 2 (Kantor Koramil dan Kelurahan Jatirejo),  pabrik 15, masjid dan musala 15 unit .
06. Memasuki akhir September 2006,  Desa Jatirejo Wetan termasuk di sini dusun Jatianom, Siring Tangunan  dan Kedungbendo, tenggelam akibat tanggul penahan lumpur di desa Siring  dan Renokenongo kembali jebol.07. 22 November 2006,  pipa gas milik Pertamina meledak, yang menyebabkan 14 orang tewas  (pekerja dan petugas keamanan) dan 14 orang luka-luka . Peristiwa  meledaknya pipa Pertamina diceritakan oleh penduduk seperti kiamat  karena ledakan yang sangat keras dan api ledakan yang membumbung sampai  ketinggian 1 kilo meter. Penduduk panik dan berlarian tak tentu arah.  Suasana sangat mencekam dan kacau balau . Sebelumnya telah ada  peringatan bahwa akibat amblesnya tanggul yang tidak kuat menahan beban  menyebabkan pipa tertekan sehingga dikhawatirkan akan meledak. Namun  peringatan ini tidak diindahkan oleh pihak Pertamina. Peristiwa ini juga  mengakibatkan tanggul utama penahan lumpur di desa Kedungbendo rusak  parah dan tidak mampu menahan laju luapan lumpur. Dari peristiwa  tersebut sejumlah desa di wilayah utara desa tersebut seperti, Desa Kali  Tengah dan Perumahan Tanggulangin Anggun Sejahtera Kecamatan  Tanggulangin, mulai terancam akan tergenang lumpur.
08. 6 Desember 2006,  Perumtas I dan II tergenang lumpur dengan ketinggian yang beragam. Di  laporkan lebih dari 2000 jiwa harus mengungsi ke Pasar Baru Porong.09. Memasuki Januari 2007, Perumtas I dan II sudah terendam seluruhnya.
10. Memasuki April 2007,  lumpur dan air mulai merendam Desa Ketapang bagian Timur akibat luapan  lumpur yang bergerak ke arah Barat menuju jalan raya Surabaya Malang  gagal ditahan oleh tanggul-tanggul darurat di perbatasan antara desa  Kedungbendo dan Desa Ketapang. Dilaporkan lebih dari 500 orang harus  mengungsi ke Balai Desa Ketapang.
11. 10 Januari 2008,  Desa Ketapang Barat dan Siring Barat terendam air dan lumpur akibat  tanggul di sebelah Barat yang berdekatan dengan jalan raya  Malang-Surabaya jebol karena tidak mampu menahan lumpur yang bercampur  dengan air hujan. Dilaporkan sekitar lebih dari 500 orang mengungsi ke  Pasar Porong atau ke sanak keluarga mereka yang terdekat.
12. Dengan demikian sampai November  2008, terdapat 18 desa yang tenggelam dan/ atau terendam dan/ atau  tergenang lumpur, yang meliputi: Desa Renokenongo, Jatirejo, Siring,  Kedung Bendo, Sentul, Besuki, Glagah Arum, Kedung Cangkring, Mindi,  Ketapang, Pajarakan, Permisan, Ketapang, Pamotan, Keboguyang,  Gempolsari, Kesambi, dan Kalitengah. (MI)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar