Selasa, 10 Januari 2012

Internet, Media Massa atau bukan Media Massa?



Sebelum menentukan apakah internet merupakan media massa, sebaiknya kita pahami terlebih dahulu landasan media massa melalui pendekatan konteks komunikasi massa.
Definisi komunikasi massa menurut Bittner adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Menurut Gerbner (1967), “Mass communication is the technologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of messages in industrial societies.” (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.)
Menurut Meletzke, komunikasi massa adalah setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar. “Tersebar” di sini memiliki arti di mana pihak yang menerima pesan tidak berada di satu tempat, tetapi tersebar di beberapa tempat.
Joseph A. De Vito mengemukakan definisi komunikasi massa dalam dua pengertian. Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Maksud khalayak ini tidak berarti meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang menonton televisi, tetapi berarti bahwa khalayak itu besar dan sukar didefinikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan/atau visual.
Jalaluddin Rakhmat (2003) mendefinisikan komunikasi massa sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.
Selama terjadi proses komunikasi massa tentunya terdapat media yang digunakan. Ada batasan suatu media disebut sebagai media massa sehingga dapat dibedakan dengan media dalam jenis komunikasi lain seperti komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, dan sebagainya. Batasan apa itu media massa bisa dirujuk dari prinsip-prinsip (karakteristika) yang terkandung dalam definisi komunikasi massa.
Dari definisi-definisi yang dikemukakan, dapat diperoleh prinsip-prinsip komunikasi massa seperti komunikator yang bersifat terlembaga (institutionalized); pesan yang disampaikan bersifat umum; komunikan bersifat anonim, heterogen, dan bersifat selektif; media massa bersifat serempak; komunikasi mengutamakan isi daripada hubungan; komunikasi massa bersifat satu arah; stimulasi alat indera terbatas; dan umpan balik (feedback) tertunda (delayed) dan tidak langsung (indirect).
Dari karakteristika yang disebutkan di atas, internet bisa dikategorikan ke dalam bentuk media massa dan bukan media massa. Disebut media massa karena ada pesan yang disampaikan melalui internet bersifat terlembaga (institutionalized) dan umum.
Bersifat terlembaga (institutionalized) karena dalam proses penyampaian pesan melibatkan lembaga dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Misal, Kompas Cetak pada kompas.com (pers on line) memuat pesan berupa berita perlu melalui tahapan pemeriksaan penanggung jawab rubrik dan redaksi agar pesan yang disampaikan kepada komunikan tidak keluar dari kebijaksanaan media tersebut.
Internet bersifat umum atau terbuka karena pada keadaan tertentu, pesan yang disampaikan ditujukan untuk seluruh orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Begitu juga dengan stimulasi alat indera yang dimainkan internet ternyata terbatas. Misalnya, pada orang yang membaca berita melalui kompas.com maka indera yang digunakan hanya sebatas indera penglihatan. Oleh karena itu, berdasarkan syarat ini internet dapat dikategorikan sebagai media massa.
Dalam buku Komunikasi Massa Suatu Pengantar karya Elvinaro Ardianto, dkk., disebutkan bahwa media massa menimbulkan keserempakan. Artinya, jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapai tidak terbatas secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama. Contohnya dapat dilihat pada proses penyampaian jenis pesan seperti berita yang dimuat dalam detik.com dan sebagainya.
Tapi, apakah seluruh karakteristika yang menjadi tolak ukur sebuah media massa berdasarkan prinsip yang terkandung dalam definisi komunikasi massa dimiliki internet dengan mantap? Ternyata pada kenyataannya internet tidak mutlak memegang prinsip itu.
Internet bisa merupakan media massa, bisa juga bukan media massa. Ukurannya tergantung fasilitas internet seperti apa dan bagaimana internet difungsikan. Perihal internet merupakan media massa, telah dijelaskan di atas.
Dalam media massa, komunikan bersifat anonim. Anonim berarti bahwa dalam proses komunikasi massa itu komunikator tidak mengenal komunikan karena komunikasinya tidak menggunakan media dan tidak tatap muka. Jika menggunakan landasan ini, apakah komunikasi dua orang yang melakukan interaksi menggunakan fasilitas webcam (web camera) lewat internet disebut komunikasi massa? Selain itu, layakkah internet memainkan peranannya sebagai media massa? Tentu saja tidak.
Pada media massa, komunikasi yang digunakan mengutamakan isi daripada hubungan. Dimensi isi menunjukkan muatan atau isi komunikasi yakni apa yang dikatakan sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakan pesan yang mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi. Pesan dalam media massa diatur oleh waktu dan cara penyampaiannya. Jika demikian, apakah orang yang menanyakan kabar atau keadaan teman via internet dengan menggunakan fasilitas Friendster atau Facebook itu termasuk pada ruang lingkup peran media massa yang katanya mengutamakan isi daripada hubungan dengan pesan yang diatur oleh waktu dan cara penyampaiannya?
Komunikasi massa bersifat satu arah. Jalaluddin Rakhmat dalam buku Psikologi Komunikasi membandingkan sistem komunikasi massa dengan komunikasi interpersonal dalam hal pengendalian arus informasi. Dalam sistem komunikasi massa yang menggunakan media massa, komunikan tidak dapat meminta komunikator secara langsung untuk mengulang pesan yang disampaikan jika terjadi hambatan dalam interaksi berkomunikasi. Dua orang yang berinteraksi melalui internet dengan memanfaatkan fasilitas Yahoo! Messenger bisa mengendalikan arus informasi. Misalnya, jika salah seorang yang terlibat dalam interaksi komunikasi tidak mengerti pesan yang disampaikan lawan chatting-nya maka ia bisa langsung menanyakan secara langsung maksud pesan yang belum ia pahami.
Di era informasi seperti sekarang, pembaca/pendengar/pemirsa tidak lagi sekedar menjadi penerima berita. Mereka mendapat asupan informasi dari berbagai arah, khalayak menjadi lebih kritis dan mereka membutuhkan media yang lebih interaktif untuk memberi tanggapan terhadap informasi tertentu. Di media cetak konvensional sebenarnya juga ada metode interaktifnya, yaitu melalui suara pembaca. Tetapi karena tertunda, tingkat interaktifitasnya sangat rendah. Televisi dan radio lebih beruntung, karena bisa membuka line telepon saat acara berlangsung.
Interaktif ini artinya melibatkan para pembaca saat suatu berita atau informasi ditampilkan. Dalam hal ini media internetlah yang menjadi jawara dalam interaktifitasnya. Kalau kita lihat seperti media CNN.com atau ZDnet.com, maka setiap berita akan bisa langsung mendapat tanggapan dari para pembacanya. bahkan tak jarang sebuah media massa juga menyediakan fasilitas chatroom dengan redaksinya, di mana hal tersebut agak sulit terjadi kalau di media-media cetak konvensional.
Contoh kasus ini juga bisa dijadikan gambaran untuk menyanggah pernyataan bahwa internet merupakan media massa. Media massa sebagai media pada sistem komunikasi massa memiliki umpan balik (feedback) tertunda (delayed) dan tidak langsung (indirect). Pada kenyataannya, dalam contoh kasus yang dipaparkan, internet tidak selalu memiliki umpan balik (feedback) yang tertunda (delayed) dan tidak langsung (indirect) seperti pada pesan yang disampaikan melalui bentuk-bentuk media massa di surat kabar, majalah, radio, atau televisi.
Perkembangan blog sebagai media alternatif memudahkan orang untuk mempublikasikan informasi yang dapat diakses siapapun. Fenomena tersebut memunculkan istilah jurnalisme warga. Dalam hal ini, internet berperan besar atas fenomena tersebut. Masalah yang muncul adalah tidak adanya gatekeeper bagi seseorang yang menaruh informasi di blognya. Bisa saja ia mengambil berita dari situs yang memang terlembaga semacam Kompas Cyber atau bisa juga seseorang tersebut menaruh tulisan hasil pemikirannya tanpa cross check terlebih dahulu.
Rambu-rambunya tidak ada kecuali moralitas dan etika para pemakai dan para penyedia data, home page atau provider. Hal itu mengakibatkan timbulnya masalah sistem hukum dan sistem nilai yang seakan-akan dipinggirkan oleh internet. Belum ada cara pencekalan atau sensor yang dapat menghambat kebebasan arus informasi lewat internet. Banyak lembaga, organisasi atau kelompok orang yang telah masuk jaringan komunikasi global yang satu ini. Dan semuanya mungkin bisa menyediakan informasi yang bukan-bukan atau yang tak pantas dilihat atau didengar (absurd).
Berdasarkan penjelasan di atas, ada sifat media massa (berdasarkan pendekatan karakteristika komunikasi massa) yang bisa dijalankan oleh internet. Namun, di sisi lain internet juga mampu menjalankan peran atau fungsi yang bukan menjadi landasan sifat media massa. Untuk sementara, penulis menggolongkan internet sebagai media baru. Dengan adanya patokan untuk mengukur internet itu merupakan media massa atau bukan media massa di atas, pada kenyataannya internet ternyata media semu yang bisa berubah dari sifat satu ke sifat media lainnya. Internet belum bisa dikategorikan ke dalam media massa secara mantap atau sejati. Sifat internet yang bisa memfungsikan diri secara berganda membuat media ini layak disebut sebagai “media serakah”.




Referensi:
a. Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala, dan Siti Karlinah. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
b. Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
c. Vivian, John. 2006. The Media of Mass Communication. Boston: Pearson Education, Inc.
d. http://www.mail-archive.com/rusdiah@smtp.rad.net.id/msg00025.html.
Kata kunci: artikelogi
Selanjutnya : iPod Terbaru, Tinggal Sentuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar